Jumat, 31 Desember 2010

Pembuatan KOLAM TERPAL

Cara mudah membuat kolam ikan dengan biaya yang relatif murah, yaitu dengan membuat kolam terpal ukuran 4 m x 8 m (luas kolam 32 m2) dan kedalaman air kurang lebih 90 cm.

Bahan :

1. Terpal (standar untuk kolam) lebar 6 x 10 m.

2. Sekam kurang lebih 3 kubik.

3. Batako/bata merah.


Cara pembuatan :

1. Cari posisi tanah yang langsung kena sinar matahari, minimal luas tanah 32 m2 ;

2. Gali tanah dengan luas 32 m2 dengan kedalaman kurang lebih 50 cm ;

3. Tanah hasil galian tersebut digunakan untuk tanggul setinggi kurang lebih 40 cm ;
4. Padatkan supaya tanggul tersebut kuat serta permukaan tanggul diberi batako/bata merah;
5. Selanjutnya dasar kolam diberi sekam setinggi kurang lebih 10 cm ;

6. Terpal siap di pasang dan diisi air.
Gambar Kolam Terpal :
 

















sumber http://argomino.blogspot.com/

Budidaya Ikan Bawal Air Tawar dan Air Laut

Bawal termasuk salah satu komoditas ikan yang cukup digemari masyarakat. selain harganya yang lebih murah dari daging ayam dan sapi, bawal memiliki daging yang tebal dengan rasa yang lezat, dan tulangnya sedikit. Ada dua macam bawal yang dikenal masyarakat yakni bawal laut dan bawal air tawar. Memiliki kemiripan bentuk seperti badan yang pipih, bulat dan warna kulit perak keabu-abuan, ekor bercagak, dan bersisik halus membuat masyarakat menyebutnya sebagai ikan yang sama, yakni ikan bawal. Padahal kedua ikan ini merupakan jenis ikan yang berbeda.
Serupa Tapi Tak Sama
Bawal Bintang merupakan salah satu jenis ikan bawl air laut yang saat ini tengah populer dan sangat diminati. Bawal Bintang yang banyak dibudidaya saat ini berasal dari perairan laut Taiwan yang banyak dibudidaya petani di tepian laut. Prospek usahanya cukup menggiurkan, mengingat harga 1 kg Bawang Bintang bisa mencapai Rp.60 ribu. Mahalnya harga  bawal air laut ini juga dikarenakan ukuran ikan yang di hasilkan lebih besar dari bawal air tawar serta menghasilkan daging yang lebih kenyal, tidak berbau lumpur dan lebih fresh. Sudah ada beberapa daerah yang telah membudidayakan Bawal Bintang ini seperti di laut Batam, Kepulauan Riau, Kepulauan Seribu dan di daerah situbondo, Jawa Timur.
Sementara itu, yang disebut dengan ikan bawal air tawar merupakan ikan yang berasal dari sungai Amazon, Brazil, Amerika Selatan. Bawal air tawar ini banyak dikembangkan oleh petani di Bogor, Cibaraja, Cisaat, sukabumi, Cilacap, Tasikmalaya dan Garut Jawa Barat. Selain itu, bawal air tawar juga banyak dibudidayakan di Pontianak, Pekan Baru, Medan dan Bali. Meski harganya tak semahal Bawal Bintang, yakni Rp.15 ribu/kg namun bawal air tawar ini memiliki genetik yang bagus sehingga bisa panen lebih cepat yakni sekitar 3 bulan, sedangkan Bawal Bintang perlu waktu 3 – 6 bulan.
Menurut sumber dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat, prospek usaha budidaya bawal sangat menjanjikan. Pasalnya bawal sangat di minati dan banyak permintaan datang dari hotel, restoran, rumah makan, warung tenda seafood, pengepul dan pasar tradisional. “Besarnya permintaan bawal laut merangsang petani ikan membudidaya ikan bawal tawar yang saat ini menjadi andalan komoditas perikanan air tawar. Bahkan bawal air tawar menjadi alternatif substitusi apabila pasokan bawal air laut menipis”, ujar Ahmad.


 Budidaya


Lantaran lokasi budidaya bawal air tawar dan air laut berbeda, tentu investasi yang dikeluarkan juga berbeda. Dari sumber yang kami dapat, untuk memulai usaha budidaya bawal air laut perlu investasi sekitar Rp.40 juta hanya untuk membuat keramba jaring apung (KJA) ukuran 30 m x 30 m di tepi pantai. “Belum lagi untuk bibit dan pakan. Jika di totalkan sampai panen perlu modal sekitar Rp.100 jutaan, yang di panen bisa 7 ton”, menurut sumber kami di Kepulauan Seribu.
Berbeda dengan modal yang di keluarkan untuk budidaya bawal air tawar, sekitar Rp.7-8 juta untuk memulai budidaya 2.000 bibit ikan bawal yang dapan menghasilkan 1 ton ikan bawal pada kolam tanah ukuran 10 m x 10 m.
Menurut sumber kami, secara umum ikan bawal lebih bagus dibudidaya dengan debit air yang cukup deras. Sehingga tepian laut atau dengan membuat kolam air deras dari aliran air sungai sangat bagus untuk mempercepat pertumbuhan. Meskipun demikian, bawal bisa saja dibudidaya di kolam air tenang, hanya saja pertumbuhannya kurang bagus.
Dari sisi biaya produksi, budidaya bawal bisa ditekan, karena bawal itu omnivora (pemakan segala), jadi selain pakan berupa pelet, bawal juga bisa diberi pakan alami berupa keong, siput, dedaunan, limbah sayuran, hingga ikan runcah. Bawal juga memiliki daya cerna makan yang baik. Selain bisa diberi pakan alami, bawal bisa diberikan pakan protein rendah sekitar 20% yang harganya lebih murah sekitar Rp.3-5 ribu/kg dibanding dengan pakan berprotein tinggi. Dengan demikian dari 1 kg pakan yang diberikan dapat menghasilkan daging bawal sebanyak 0,7-0,8 kg (konversi pakan adalah 1:0,7-0,8) yang cukup efisien dan menguntungkan petani.
Sementara itu, di tingkat pembudidaya ikan bawal juga terbagi menjadi dua, yakni pembibitan dan pembesaran. Sumber kami mengatakan bahwa menjadi pembibit juga menguntungakan. Dari sepasang indukan siap kawin umur lebih dari 3 tahun berat 1-1,5 kg dapat menghasilkan 200-300 ribu bibit dalam sekali perkawinan. Menariknya lagi, sejak telur menetas (larva), umur 12 hari sudah bisa menghasilkan uang karena larva sudah banyak dicari petani pembibit untuk dibesarkan dengan harga jual Rp.30/ekor. Larva yang telah berumur lebih dari 12 hari disebut bibit yang juga banyak dicari petani pembesaran seperti bibit ukuran ¾ cm yang dijual dengan harga Rp.150/ekor, ukuran korek (4-5 cm) umur 4 bulan Rp.250/ekor. Hanya dari keuntungan pembibitan bawal, petani mampu memperoleh omset Rp.20-30 juta setiap bulannya. Menariknya, selain waktu pembibitan yang cepat, kolam yang digunakan tidak perlu seluas dan sebanyak kolam pembesaran. Jadi lebih efisien.
Namun jika dihitung, usaha pembesaran bawal lebih mwnjanjikan untung yang lebih besar. Karena harga jual bawal air laut lebih mahal daripada bawal air tawar, maka keuntungan paling besar mampu di raup petani bawal air laut yang berdasarkan pengakuan sumber kami bisa meraih omset Rp.210 juta dengan keuntungan bersih Rp.120 juta tiap bulannya. Sedangkan besarnya keuntungan  yang dihasilkan dari pembudidaya bawal air tawar sebesar Rp.80 juta atau 50% dari omset. Menarik bukan?


 Pemasaran


 Salah satu kelemahan petani ikan di Indonesia adalah mencari pasar yang bisa memberikan harga bagus. Maka dari itu di beberapa daerah, banyak tengkulak, pengumpul ikan yang membeli bibit atau bawal siap konsumsi dari petani dengan harga murah dan menjualnya dengan harga tinggi ke pasar/konsumen. Bahkan ada pula tengkulak yang sengaja memasok pakan ikan pada petani dan petani wajib menjual hasil panen bawal pada tengkulak tersebut dengan harga yang telah ditentukan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan sebelum anda memutuskan menjadi petani bibit atau pembesaran ikan bawal. Pertama, lihat seberapa besar prospek pasar yang akan menyerap hasil panen. Jika akan menjadi pembibit hitung berapa banyak pembudidaya di beberapa sentra petani bawal dan berapa banyak penyedia bibit. Begitu juga jika hendak menjadi petani pembesaran. Hitung berapa kapasitas budidaya yang disesuaikan dengan target pasar yang akan dituju seperti berapa banyak tengkulak, tempat pelelangan ikan, atau Anda bisa menjual langsung ke restoran atau rumah makan yang membutuhkan ikan bawal.
Kedua, buat asumsi kasar berapa biaya yang diperlukan untuk memulai usaha dari skala kecil misal tebar 2.000 bibit yang akan menghasilkan 1 ton daging bawal seperti menghitung biaya pakan, belanja bibit, peralatan, sewa kolam, dan bahan serta peralatan yang diperlukan hingga transportasi.
Ketiga, anda bisa memilih untuk bergabung menjadi mitra perusahaanperikanan melalui sistem inti plasma dengan sistem bagi hasil. Dengan begitu Anda bisa mendapat bantuan bibit, pakan, hingga peralatan dan obat selama budidaya. Ada juga koperasi yang menerapkan sistem pembelian pakan dengan bayar saat panen seperti yang banyak dilakukan di kawasan Pelabuhanratu, Jawa Barat.
Keempat, lakukan pemasaran melalui media internet. Namun sayang sebagian besar petani kurang memanfaatkan internet untuk berjualan. Sebaliknya tengkulak atau pengumpul ikan sebagian besar memanfaatkan pemasaran melalui internet untuk menjaring pelanggan.
Sementara itu, kendala di pembibitan adalah tingkat kematian mencapai 10-20% dari mulai telur menetas hingga bibit ukuran korek. Sedangkan kendala menjadi momok di usaha pembesaran bawal adalah serangan penyakit white spot (bintik putih) karena virus atau bakteri yang sering datang saat musim hujan yang dapat ditangani dengan memberikan garam dalam kolam.




















Sumber : http://infobisnisukm.wordpress.com

Entri Populer

Okezone.com

 
Copyright © Budidaya Ikan di Banyuwangi. All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block | Start My Salary
Designed by Santhosh